Jumat, 17 Agustus 2012

Definisi dan Konsep PEACE


Christoforus 2009070202



Definisi dan Konsep “PEACE

Fungsi ganda dari definisi
Definisi memiliki 2 fungsi utama. Yang pertama adalah untuk memfasilitasi komunikasi bahasa atau sering disebut definisi descriptive, dan yang kedua adalah untuk menyederhanakan formulasi teori dan memberikan gambaran sikap atau sering disebut definisi prescriptive.
Definisi descriptive dapat ditemukan dalam kamus dan dapat berbentuk sinonim atau ilustrasi yang diperjelas dengan contoh dan tidak mempermasalahkan benar atau tidaknya arti tersebut namun memberikan gambaran secara kontekstual menurut penulis, sedangkan definisi prescriptive menekankan pada penggunaan yang tepat untuk sebuah kata dan membuat kata tersebut mampu digunakan sebagai alat dalam pembuatan teori. Definisi operational juga termasuk dalam definisi prescriptive karena mengindikasikan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diamati untuk memahami kata tersebut dalam konteks teori. Jenis lain dari definisi prescriptive adalah definisi extensional.

Encyclopedia Entries
Pada tahun 1911, “peace” dalam Encyclopedia Brittanica diartikan sebagai “the contrary of war or turmoil, the condition that follows their cessation. It’s sense in international law is not being a war”. Setelah observasi mendalam mengenai konsep peaceEncyclopedia Brittanica menulis lebih dari 100 perjanjian yang dianggap merupakan komponen pembentuk peace seperti perjanjian antara dua negara, yang memberikan pengertian bahwa peace bersifat universal. Sedangkan “peace” menurut Encyclopedia Americana tahun 1987 diawali dengan hasil observasi “unfortunately, peace has received less attention than it’s counterpart war. The word itself has neither acceptably defined, nor has there ever been agreement on how to define peace”. Hal ini membuat pengertian peace bukanlah merupakan definisi descriptive karena tidak berlaku secara umum dalam semua konteks.

Konsep peace: personal-political
Konsep peace berlaku baik secara personal maupun secara politik. Secara personal manusia mengenal konsep peace dari ajaran agama. Pandangan bahwa manusia harus bersikap baik terhadap sesame menjadi dasar perilaku yang diharapkan sebagai pemicu konsep peace. Apapun alasan dibalik pandangan ini menimbulkan munculnya berbagai gerakan aktivis untuk mencegah perang dan untuk menyelesaikan konflik.
Sedangkan di sisi lain ada gerakan pemerintahan modern yang pada dasarnya memiliki pandangan bahwa kekerasan berskala besar adalah bentuk pencarian kekuatan dari masyarakat terhadap penguasanya. Mereka menganggap bahwa solusinya bukanlah menghancurkan pemerintahan tapi memperluas dan meningkatkan kesejahteraan secara universal ke seluruh planet.

The scope of peace-related definitions
Galtung memberikan klasifikasi yang lebih mendalam mengenai konsep peace berdasarkan hubungan antar negara, yaitu “war”, “negative peace” dimana tidak ada kekerasan namun juga tidak terdapat hubungan apapun yang signifikan, “positive peace” dimana tidak terdapat kekerasan dan terkadang terjadi hubungan, dan “unqualified peace” dimana tidak ada kekerasan dan adanya hubungan jangka panjang. Galtung juga memberikan klasifikasi unit sosial yang mencakup individu, grup, negara, dan sistem internasional negara-negara.

Conceptions of peace
Role of power
Hegemony adalah pengkonsentrasian kekuatan pada satu negara sehingga usaha untuk memulai peperangan tidak akan berhasil dicapai seperti Amerika setelah perang dunia kedua yang menjadi satu-satunya negara superpower. 

Balance of power. Konsep ini kebalikan dari hegemony dimana kekuatan dibagi sama rata diantara negara-negara besar yang mengakibatkan tidak ada negara yang lebih kuat sehingga peace bisa terjaga..

Interrelationship among states
A crisscross network of conflicts. Konsep ini menyatakan semakin banyak konlik dalam system internasional, maka keseluruhan peace akan semakin stabil.

A crisscross network of loyalty. Jika kesetiaan masyarakat terbagi antara masyarakat asli dan pendatang maka pemberian bantuan untuk perang akan semakin sulit.

Utopias
Utopia adalah masyarakat ideal yang merupakan imajinasi dari filosofis eropa. Sesuai dengan namanya yang berarti “nowhere”, utopia diabayangkan terisolasi dari masyarakat lainnya sehingga permasalahan yang menyebabkan perang antarmasyarakat tidak akan terjadi. Utopia juga digambarkan bebas dari permasalahan internal yang disebabkan oleh monopoli pengambilan keputusan oleh “philosopher-king” yang menyebabkan perebutan kekuasaan tidak akan terjadi.

Three modes of social control
K.E. Boulding menggagaskan three modes of social control yaitu, threat, trade, dan integrationThreat memberikan kekuasaan absolut pada pemerintah dan kontrol penuh terhadap masyarakat sehingga usaha-usaha untuk merebut kekuasaan tidak akan terjadi. Threat juga bisa dianggap sebagai “negative peace” karena terdapat jarak antara pemerintahan dengan masyarakat. Social control yang berbasis trade akan bebas dari kekerasan internal namun tetap menjaga hubungan atau sering disebut “positive peace”. Sedangkan integration merujuk pada masyarakat yang kooperatif, kebutuhan setiap individu terpenuhi, dengan anggapan bahwa semua adalah anggota masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar